Pages

Minggu, 11 Oktober 2015

Peranan Dan Fungsi Bahasa Serta Ragam Dan Laras Bahasa

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA

PENGERTIAN BAHASA
Apa itu bahasa? Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa dinyatakan sebagai sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa juga dijabarkan oleh beberapa ahli seperti Harimurti Kridalaksana yang menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasu oleh kelompok manusia. Lalu Finoechiaro yang menyatakan bahwa bahasa adalah simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
PENGERTIAN BAHASA MENURUT PARA AHLI
1.) Gorys Keraf
 Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2.) Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individi dalam sebuah konteks inter-subjektif
3.)Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas dan memiliki bentuk dan struktur logis.
4.)Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap elompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
5.)Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata ( nama benda atau sesuatu ) dan themata ( ucapan ) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
6.)Bloch dan Tragger
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
7.) Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka.Yang digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda – benda , peristiwa – peristiwa, dan proses – proses dalam lingkungan hidup.
8.) Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
9.)Saussure
Bahasa adalah objek dari semilogi
10.)Mr.Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
ASPEK BAHASA
Aspek Bahasa….
Ada beberapa aspek dalam bahasa yaitu aspek fisik dan aspek sosial
Aspek Fisik Bahasa : Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa merupakan Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yangberupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti. Maka yang dimaksud aspek fifik bahasa pada dasrnya mencakup tiga aspek. Pertama, bagaimana bunyi itu dihasilkan (aspek produksi). Kedua, Bagaimana ciri – ciri bunyi bahasa yang diujarkan (aspek akustis). Ketiga, bagaimana bunyi bahasa itu dipahami melalui indra pendengaran (aspek persepsi bunyi bahasa).
Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan alat bicara yang normal, keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi, serta kemampuan mengatur pernapasan. Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan perubahan kualitas bunyi (aspek produksi). Sebagai akibat proses artikulasi yang berbeda pada bahasa – bahasa di dunia ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan berbagai bahasa itu pun berbeda (aspek akustis). Indra pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh seorang penutur(aspek presepsi bunyi suara).
Aspek Sosial Bahasa : Bahasa mempunyai variasi dan memiliki ragam. Di dalam lingkungan masyarakat, ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan ciri keakraban atau keintiman. Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue, loe, bete. Berikut termasuk ke dalam ragam intim. Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif, yang merupakan ragam bahasa yang digunakan pada saat guru mengajar di kelas. Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi. Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ujaran – ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial.
FUNGSI BAHASA
            Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur – unsur :
1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya.
2. Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan
3. Lambang – lambang tersebut bersifat arbiter (Kesepakatan) digunaka secara berulang dan tetap
4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif
5. Sistem lambang bersifat unix, khas, dan tidak sama dengan bahasa lain
6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal
            Oleh karena itu peranan bahasa dalam kehidupan sehari – hari banyak sekali menjadi sebuah kebutuhan individu maupun kelompok untuk berinteraksi . Berikut beberapa fungsi bahasa yang memiliki banyak macam kegunaan , yaitu :

1. Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.
2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang – undang dan lain – lain.
4. Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya, dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, inteligensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan lain – lain. Dari pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.
5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi pengembangan dirinya, dan lain – lain.
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya, mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana hasil pengamatan,. dan apa kesimpulan.
8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif, deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi konkret.
9. Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi, persuasi, deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam bahasa secara tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan.
10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Misalnya, seorang ahli program yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik, atau membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang sudah ada.
11. Bahasa membangun karakter
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya : membuat proposal yang menyatakan dirinya akan menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis suatu laporan.
12. Bahasa Mengembangkan profesi
Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses pembelajaran, tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian puncak karier / profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa komunikasi atau interaksi dengan mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya. Untuk itu semua kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam berbahasa sehingga mempu menciptakan kreatifitas baru dalam profesinya.
13. Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya. Melalui pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual. Bakat alam dan bakat intelektual ini dapat berkembang spontan menghasilkan suatu kretifitas yang baru.




RAGAM DAN LARAS BAHASA
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Berikut ini jenis dan ragam bahasa selengkapnya.
Jenis Ragam Bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa cakapan
- Ragam bahasa pidato
- Ragam bahasa kuliah
- Ragam bahasa panggung
2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa teknis
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa catatan
- Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
- Ragam bahasa resmi
- Ragam bahasa akrab
- Ragam bahasa agak resmi
- Ragam bahasa santai
- dan sebagainya

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di kantor, di sekolah, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Berbeda dengan saat kita berada di rumah, di taman, di pasar, kita tidak harus menggunakan bahasa baku.
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :
a. Ragam lisan.
b. Ragam tulis.

Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster. Sedangkan Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, larasfeature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Hal-hal yang berhubungan dengan ragam dan laras bahasa
a. Latar belakang daerah penutur. Ragam bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan
ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia
yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat
pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi
biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang
berakhir dengan vokal /a/., misalnya apa menjadi ape, di mana
menjadi di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat Jawa
untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar
bunyi an konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung,
Bogor menjadi mBogor.

b. Latar belakang pendidikan penutur. Berdasarkan latar belakang
pendidikan penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang
tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang
berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umumnya
melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang
atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau
tidak baku. Contoh pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas
diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.

c. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur.
Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semiformal, dan
nonformal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau
formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara
kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan
kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika
penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati,
misalnya pimpinan perusahaan.
Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak
resmi seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan
akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan
katanya. Ragam formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap
gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku,
sedangkan ragam nonformal relatif sama dengan ragam informal
hanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah
atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya
memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.
Contoh:
1. Kalau soal itu, saya nggak tau persis. (informal/semiformal)
2. Emangnya kamu nggak dikasih kupon. (semiformal)
3. Kalau soal itu, ogut nggak tau deh. (nonformal)
4. Emangnya situ nggak ngantor, Mas. (nonformal)

d. Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan
di lingkungan kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat
menjadi topik pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat
membicarakan topik tertentu, seseorang akan menggunakan
kosakata kajian atau khusus yang berhubungan dengan topik
pembicaraan tersebut. Ragam bahasa yang digunakan untuk
membahas suatu bidang akan berbeda dengan bidang lainnya,
misalnya pembicaraan yang berhubungan dengan agama tentu
menggunakan istilah yang berhubungan dengan agama, begitu
pula dengan bidang lainnya, misalnya bidang hukum, kedokteran,
dan ekonomi. Masing-masing memiliki ciri khas kata atau ragam
bahasa yang digunakan. Termasuk penggunaan ungkapan atau
gaya bahasanya. Variasi ini disebut dengan laras bahasa.

Pendapat penulis tentang ragam bahasa di Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli bangsa kita yang sudah dipakai sejak jaman nenek moyang kita, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Jadi pendapat penulis tentang ragam bahasa di Indonesia adalah Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana Ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa yaitu perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang.


DAFTAR PUSTAKA

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X   Mokhamad Irman dkk.
http://bahasaindonesiayh.blogspot.co.id/2012/05/ragam-bahasa.html
https://fadjarsantosa.wordpress.com/2014/10/04/ragam-bahasa-indonesia-dan-perbedaan-ragam-bahasa-ilmiah-non-ilmiah-dan-semi-ilmiah/




0 komentar:

Posting Komentar